HISAB
Setiap malam
aku menatap ke dalam cermin
yang tergeletak di sudut kamarku
seorang lelaki melahirkan bayi-bayi serigala
dari rahimnya yang dingin dan berkarat
purnama, angin dan bunga di atas bukit
menyerupai lukisan. Jika sudah waktunya
aku akan masuk ke dalam cermin
dan menatap jasadku sendiri
yang seringkali bercinta
dengan gadis
putri bulan.
Setiap malam
aku menatap ke dalam cermin
yang penuh debu dan ditelan kabut
seorang lelaki menyusui bayi-bayi serigala
dengan liur yang menderas dari mulut waktu
udara, angin laut dan api keabadian
menjelma tanah makam. Jika sampai umurku
aku akan hidup di dalam cermin
dan menjemput kematian
yang menungguku
di persimpangan
dua dunia.
Setiap malam
aku menatap ke dalam cermin
dan menyatukan diri dengannya
noda hitam, limbah pekat kehidupan
dan puing-puing bangunan mengotori
ruang pikiran. Seorang lelaki membunuh
bayi-bayi serigala dengan sepasang matanya
yang nyalang. Dengan dirinya pula
aku akan berpelukan mesra
dan menciumi wajah
yang tersimpan
di dadanya.
2010
A GIRL WITH THE RED HAIR
: metha carraya
Di ruang penuh asap, pertemuan kita serupa api.
Aku diam-diam mengirimkan kabar. Tentang puisi
Yang berdesakkan di kepala. Dan kau─perempuan
Berambut merah─tak pernah memenuhi kenangan
Atas umurku. Tak siapa pun serupa dirimu!
“Oh, baby, it’s a wild world.” Bisikmu pada dinding.
Di rumah fana─yang berjarak gunung─kita tidur.
Mencipta mimpi sendiri. Tentang hidup besok pagi.
Aku mencari-cari jawaban. Atas pertanyaan puisi:
“What’s the life?” “What’s a wonderful life?”
Tha, aku membaca hatimu. Dengan mata tertutup.
Melalui lubang-lubang cahaya. Ketika waktu semakin
Merahasia. Namun, aku tak mendapati tulisan. Hanya
Sebuah gambar. Membuatku enggan berpulang: O!
“I know when to kiss. I know when to kill.”Katamu.
Hidup adalah permasalahan waktu. Dan kesadaran itu
Telah mengairi semua ladang. Dunia segera hilang!
2010
KAMI KEHILANGAN DONGENG
: wikan satriati
Kami semakin tak mengerti cerita-cerita yang dibisikkan
malam ke telinga kami. Karena pagi dan siang menyerupai
ruang kelas tanpa guru tanpa papan di dinding depan. Kami
samasekali tak memahami buku jaman, lagu usia dan isyarat
yang dikirimkan arloji. Lalu kami enggan tertidur, meski gelap
telah merayap dari lantai ke ranjang. O, di dalam kepalaku
hanya ada keresahan ibu dan keletihan bapak mendaki bukit
menanti takdir yang datang ke rumah kami.
Dan memang kami kehilangan dongeng tentang gadis kecil
penjaga bintang, keinsafan kancil dan bunda di tepi pantai
mengatakan bahwa perahu akan sampai ke sebuah dermaga
di seberang sana. Karena itulah kami tak mampu membangun
istana cahaya di kedalaman hati kami dan merangkai mimpi
dengan jari selentik sunyi. Entah sampai kapan kekosongan
terus mengisi ruang hijau kehidupan kami, dan kerinduan
hanya menggantung di langit-langit kamar.
Barangkali kami mesti mencipta dongeng kami sendiri, meski
jaman hanya menyisakan riuh-redam orasi, dan interupsi basi:
aduhai.
2010
: wikan satriati
Kami semakin tak mengerti cerita-cerita yang dibisikkan
malam ke telinga kami. Karena pagi dan siang menyerupai
ruang kelas tanpa guru tanpa papan di dinding depan. Kami
samasekali tak memahami buku jaman, lagu usia dan isyarat
yang dikirimkan arloji. Lalu kami enggan tertidur, meski gelap
telah merayap dari lantai ke ranjang. O, di dalam kepalaku
hanya ada keresahan ibu dan keletihan bapak mendaki bukit
menanti takdir yang datang ke rumah kami.
Dan memang kami kehilangan dongeng tentang gadis kecil
penjaga bintang, keinsafan kancil dan bunda di tepi pantai
mengatakan bahwa perahu akan sampai ke sebuah dermaga
di seberang sana. Karena itulah kami tak mampu membangun
istana cahaya di kedalaman hati kami dan merangkai mimpi
dengan jari selentik sunyi. Entah sampai kapan kekosongan
terus mengisi ruang hijau kehidupan kami, dan kerinduan
hanya menggantung di langit-langit kamar.
Barangkali kami mesti mencipta dongeng kami sendiri, meski
jaman hanya menyisakan riuh-redam orasi, dan interupsi basi:
aduhai.
2010
nice work + well done...i really like it!!!
BalasHapus